Selasa, 28 April 2015

Bahasa Indonesia 2 (Pertemuan Pertama)

Membuat Artikel yang Mengandung Kalimat dengan Citarasa Pengompilasian, Pemvariasian, Pengulangan, dan Pengonstruksian Idiomatik.


Pria Metroseksual

  Apakah anda termasuk pria metroseksual? Bingung mengatakannya? Untuk itu, rasanya sangat tepat tema ini hadir untuk menjawab trend hidup warga perkotaan ini. Mereka ada di sekitar kita, dimana-mana. Atau bahkan anda sendiri masuk kelompok mereka. Apakah itu salah? Tentu tidak karena itu adalah jalan hidup, atau yang lebih dikenal dengan lifestyle masyarakat perkotaan. Untuk mengetahui gambaran dan ciri-cirinya berikut saya sarikan dari wikipedia.com.

Metroseksual adalah sebuah istilah baru, sebuah kata majemuk yang berasal dari paduan dua istilah: metropolitan dan heteroseksual. Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1994 untuk merujuk kepada pria (khususnya yang hidup pada masyarakat post-industri, dengan budaya kapitalis) yang menampilkan ciri-ciri atau stereotipe yang sering dikaitkan dengan kaum pria homoseksual (seperti perhatian berlebih terhadap penampilan), meskipun dia bukanlah seorang homoseksual. Sekali lagi, ia bukan pria homoseksual. Istilah ini memicu perdebatan seputar penanda teoritis dekonstruksi seksual serta hubungannya dengan konsumerisme.

Istilah ini (metroseksual) dipelopori oleh artikel yang ditulis oleh seorang wartawan bernama Mark Simpson. Artikelnya diterbitkan pada tanggal 15 November 1994, di harian The Independent. Simpson menulis demikian:
“Pria Metroseksual, pria lajang belia dengan pendapatan berlebih, hidup dan bekerja di kawasan perkotaan (karena disitulah toko-toko terbaik tersedia), mungkin adalah pasar produk konsumen yang paling menjanjikan pada dekade ini. Pada dekade 80-an pria seperti ini hanya dapat ditemukan di dalam majalah fashion seperti GQ, dalam iklan televisi jeans Levi's atau dalam bargay. Pada dekade 90-an ia ada di mana-mana dan ia gemar berbelanja”.
     
Istilah ini semakin populer dengan munculnya artikel Simpson's Salon.com pada tahun 2002 berjudul "Meet the metrosexual", yang mendaulat pesepakbola termahal sepanjang masa David Beckham sebagai poster boy (model) pria metroseksual. Biro iklan Euro RCSG sedunia mengadopsi istilah ini sebagai studi pemasaran, serta New York Times menerbitkan tulisan ficer Minggunya, "Metroseksuals Come Out"; tulisan ini menyebar ke seluruh Amerika Utara dan semakin memopulerkan istilah ini.

        Definisi oleh Simpson's Salon.com lebih memiliki nuansa bisnis daripada pengertian umum istilah ini. Perhatikan tulisan Simpson's berikut:
“Ciri khas metroseksual adalah pria muda yang memiliki uang untuk dibelanjakan, hidup dekat atau di metropolis - karena disanalah terletak toko, klub, pusat kebugaran, dan penata rambut terbaik. Ia bisa saja seorang gay, heteroseksual, atau biseksual, akan tetapi ini hanyalah imaterial belaka, karena nyatanya ia lebih mencintai dirinya sebagai obyek cinta, kenikmatan, dan pilihan seksualnya. Profesi tertentu seperti model, pelayan restoran, media, industri musik, dan olahraga tampaknya menarik bagi kaum ini, akan tetapi sesungguhnya seperti herpes, produk gengsi (atau produk kegenitan) untuk pria ada di mana-mana.

Setelah sekian lama, heteroseksualitas yang tidak berpelembab, tertindas, kuno dan (re)produktif; kini telah diberi slip merah jambu oleh kapitalisme. Pria kokoh yang penuh penyangkalan diri, sederhana dan rendah hati, jarang berbelanja untuk dirinya sendiri (peran utamanya adalah mencari nafkah dan mendapat uang untuk dibelanjakan istrinya), kini digantikan oleh pria baru, seseorang yang kurang yakin dengan identitasnya dan lebih tertarik pada citra dirinya sendiri - hal ini untuk menyatakan, seseorang yang ingin dilihat dan diperhatikan (karena dengan demikian anda baru yakin bahwa anda itu ada). Seorang pria, dengan kata lain, yang menjadi impian bagi para pengiklan”.

        Syarat tak tertulis menjadi pria metroseksual selain kaya raya, mereka harus tampil flamboyan, necis, modis, dan trendy. Tetapi juga harus memiliki bentuk tubuh yang ideal. Tubuh macho nan altetis menjadi salah satu syarat menjadi pria metroseksual.

Saran penulis ialah, jangan menentukan seorang metroseksual sebagai homoseksual. Jadilah diri sendiri, jangan terpengaruh omongan orang lain!


0 komentar:

Posting Komentar