Membuat Artikel yang Mengandung Kalimat dengan
Citarasa Pengompilasian, Pemvariasian, Pengulangan, dan Pengonstruksian
Idiomatik.
Pria Metroseksual
Apakah anda termasuk
pria metroseksual? Bingung mengatakannya? Untuk itu, rasanya sangat tepat tema
ini hadir untuk menjawab trend hidup warga perkotaan ini.
Mereka ada di sekitar kita, dimana-mana. Atau bahkan anda sendiri masuk
kelompok mereka. Apakah itu salah? Tentu tidak karena itu adalah jalan hidup,
atau yang lebih dikenal dengan lifestyle masyarakat perkotaan.
Untuk mengetahui gambaran dan ciri-cirinya berikut saya sarikan dari
wikipedia.com.
Metroseksual adalah sebuah istilah baru, sebuah kata majemuk
yang berasal dari paduan dua istilah: metropolitan dan heteroseksual. Istilah
ini dipopulerkan pada tahun 1994 untuk merujuk kepada pria (khususnya yang
hidup pada masyarakat post-industri, dengan budaya kapitalis) yang
menampilkan ciri-ciri atau stereotipe yang sering dikaitkan
dengan kaum pria homoseksual (seperti perhatian berlebih terhadap penampilan),
meskipun dia bukanlah seorang homoseksual. Sekali lagi, ia bukan pria
homoseksual. Istilah ini memicu perdebatan seputar penanda teoritis
dekonstruksi seksual serta hubungannya dengan konsumerisme.
Istilah ini (metroseksual) dipelopori oleh artikel yang
ditulis oleh seorang wartawan bernama Mark Simpson. Artikelnya diterbitkan pada
tanggal 15 November 1994, di harian The Independent. Simpson
menulis demikian:
“Pria Metroseksual, pria lajang belia dengan pendapatan
berlebih, hidup dan bekerja di kawasan perkotaan (karena disitulah toko-toko
terbaik tersedia), mungkin adalah pasar produk konsumen yang paling menjanjikan
pada dekade ini. Pada dekade 80-an pria seperti ini hanya dapat ditemukan di
dalam majalah fashion seperti GQ, dalam iklan televisi jeans Levi's atau dalam
bargay. Pada dekade 90-an ia ada di mana-mana dan ia gemar berbelanja”.
Istilah ini
semakin populer dengan munculnya artikel Simpson's Salon.com pada tahun 2002
berjudul "Meet the metrosexual", yang mendaulat
pesepakbola termahal sepanjang masa David Beckham sebagai poster boy (model)
pria metroseksual. Biro iklan Euro RCSG sedunia mengadopsi istilah ini sebagai
studi pemasaran, serta New York Times menerbitkan tulisan ficer Minggunya,
"Metroseksuals Come Out"; tulisan ini menyebar ke seluruh Amerika
Utara dan semakin memopulerkan istilah ini.
Definisi oleh
Simpson's Salon.com lebih memiliki nuansa bisnis daripada pengertian umum
istilah ini. Perhatikan tulisan Simpson's berikut:
“Ciri khas metroseksual adalah pria muda yang memiliki uang
untuk dibelanjakan, hidup dekat atau di metropolis - karena disanalah terletak
toko, klub, pusat kebugaran, dan penata rambut terbaik. Ia bisa saja
seorang gay, heteroseksual, atau biseksual, akan tetapi ini
hanyalah imaterial belaka, karena nyatanya ia lebih mencintai dirinya sebagai
obyek cinta, kenikmatan, dan pilihan seksualnya. Profesi tertentu seperti
model, pelayan restoran, media, industri musik, dan olahraga tampaknya menarik
bagi kaum ini, akan tetapi sesungguhnya seperti herpes, produk
gengsi (atau produk kegenitan) untuk pria ada di mana-mana.
Setelah sekian lama, heteroseksualitas yang tidak berpelembab,
tertindas, kuno dan (re)produktif; kini telah diberi slip merah jambu
oleh kapitalisme. Pria kokoh yang penuh penyangkalan diri, sederhana dan rendah
hati, jarang berbelanja untuk dirinya sendiri (peran utamanya adalah mencari
nafkah dan mendapat uang untuk dibelanjakan istrinya), kini digantikan oleh pria
baru, seseorang yang kurang yakin dengan identitasnya dan lebih tertarik pada
citra dirinya sendiri - hal ini untuk menyatakan, seseorang yang ingin dilihat
dan diperhatikan (karena dengan demikian anda baru yakin bahwa anda itu ada).
Seorang pria, dengan kata lain, yang menjadi impian bagi para pengiklan”.
Syarat tak
tertulis menjadi pria metroseksual selain kaya raya, mereka harus tampil
flamboyan, necis, modis, dan trendy. Tetapi juga harus memiliki bentuk tubuh
yang ideal. Tubuh macho nan altetis menjadi salah satu syarat
menjadi pria metroseksual.
Saran penulis ialah, jangan menentukan seorang metroseksual
sebagai homoseksual. Jadilah diri sendiri, jangan terpengaruh omongan orang
lain!
0 komentar:
Posting Komentar